Sons-IT.com – Risk On, Risk Off. Pergerakan harga pada pasar finansial tidak dapat diprediksi dengan pasti. Apa yang dapat dilihat pada chart adalah cerminan dari Supply & Demand yang melibatkan para buyer dan seller. Ada kalanya pasar sedang pada posisi risk on atau risk off. Memahami dua situasi ini sangat penting bagi para trader maupun investor.
Sebagai contoh, apabila kondisi pasar sedang risk on, maka menggunakan strategi trading risk on pada aset-aset yang memiliki resiko tinggi akan lebih menguntungkan, begitu juga ketika kondisi risk off.
Tujuan utamanya adalah agar kamu dapat memahami perubahan kondisi dan menemukan momentum terbaik untuk masuk dalam pasar. Jika tepat momentum dan metodenya, maka profit yang dapat diperoleh semakin maksimal
Apa Itu Risk On Dan Risk Off?
Sebelum dibahas lebih jauh, mungkin kamu perlu memahami apa definisi sebenarnya dari risk on maupun risk off. Pada dasarnya, kedua istilah tersebut mendeskripsikan “mood” atau sentimen pelaku pasar pada situasi ekonomi terkini. Hal ini mendasari tindakan para investor yang secara masif melakukan aksi jual atau beli di pasar sehingga mendorong harga bergerak ke arah tertentu.
Kondisi risk on adalah menggambarkan pelaku pasar sedang optimis terhadap prospek kondisi perekonomian yang membaik, sehingga para trader maupun investor akan cenderung mengalihkan modalnya ke instrumen finansial yang memberikan imbal hasil yang tinggi. Aksi trading risk on ini akan menciptakan sentimen positif dan minat resiko tinggi (High Risk Appetite, Low Risk Aversion). Sehingga imbasnya harga instrument trading terkait akan semakin menguat.
Tapi sebaliknya pada saat kondisi pasar risk off, dimana pelaku pasar cenderung pesimis terhadap kondisi perekonomian terkini yang kian memburuk. Hal ini mengakibatkan para investor akan cenderung menarik modalnya dari instrumen beresiko, dan mengalihkannya ke aset-aset yang lebih stabil. Aksi trading risk off ini menciptakan sentimen negatif di pasar sehingga membawa dampak harga instrumen trading dengan resiko tinggi biasanya akan jatuh atau semakin melemah. Sementara itu aset-aset yang dinilai memiliki fungsi lindungi nilai (safe heaven) akan menguat.
Tips Trading Risk On Dan Trading Risk Off
Langkah penting yang perlu diambil sebelum menyusun strategi trading adalah mengenali kondisi pasar terkini, apakah sedang risk on atau risk off. Bagi trader professional hal ini bukanlah perkara sulit, tapi bagi trader pemula seringkali mengabaikan langkah ini sehingga berakibat pada kesalahan menyusun trading plan karena tidak tau momentum yang paling tepat untuk masuk ke pasar dan aset apa saja yang sebaiknya diambil. Maka untuk menghindarinya, kamu perlu memperhatikan beberapa hal berikut guna mengetahui kapan waktu paling pas saat trading risk on atau trading risk off.
Memilih Instrumen Trading
Taukah kamu? memilih instrumen yang paling tepat dengan strategi adalah salah satu kunci kesuksesan dalam melakukan trading risk on maupun trading risk off. Gaya trading risk on akan diambil oleh investor ketika perekonomian sedang stabil. Jenis instrumen yang dipilih biasanya memiliki resiko tinggi dan volatile, seperti saham, pair cross, pair exotic, pair mayor yang melibatkan dollar komoditas, dll dengan harapan mampu memberikan profit lebih banyak.
Tapi sebaliknya untuk gaya trading risk off akan diterapkan ketika kondisi perekonomian tak menentu. Para investor akan cenderung melirik instrumen yang stabil seperti emas, obligasi pemerintah AS, yen jepang, Franc Swiss, dll.
Mengamati Chart & Indikator Sentimen Pasar
Sebenarnya trader dapat memperoleh banyak informasi berguna dari chart harga. Pada pair-pair mata uang komoditas yang umum dinilai berprofil resiko tinggi, maka trend harganya akan cenderung naik pada saat pasar dalam kondisi risk on, namun akan turun ketika pasar cenderung risk off.
Sebaliknya, pada mata uang dan aset lain yang dianggap sebagai safe heaven akan menguat ketika pasar risk off, dan akan melemah ketika pasar dalam kondisi risk on. Sebagai contoh kasus yang relevan adalah pergerakan harga di tengah krisis Corona. Penyebaran wabah masih mengkhawatirkan sehingga para pelaku pasar khawatir dengan prospek resesi global. Aset safe heaven bersinar, sedangkan mata uang komoditas seperti AUD dan NZD merosot. Namun pada saat penurunan kasus positif Corona mulai berkurang dan terdapat wacana pelonggaran lockdown di berbagai negara, maka AUD/USD mengalami reli kenaikan.
Selain itu, indikator yang umumnya dipakai oleh para trader untuk menganalisa sentimen pasar adalah data Commitment of Trader (COT) yang dirilis secara periodik mingguan oleh Commodity Futures Trading rasio jual/beli yang dirilis oleh broker-broker forex juga dapat dimanfaatkan untuk mendapat sedikit gambaran mengenai kecenderungan para trader.
Memantau Perkembangan Berita Ekonomi
Para trader atau investor sangat memperhatikan rilis berita ekonomi sebagai acuan untuk menafsirkan kondisi pasar terkini. Respon inilah yang umumnya akan memicu pergerakan harga di pasar, karena menjadi katalis bagi para trader dan investor untuk mengambil posisi. Dari sinilah bias risk on atau risk off akan terbentuk.
Pada saat investor dihujani berita-berita positif yang dapat membuat mereka optimis terhadap perekonomian, maka mereka akan lebih bergairah untuk mengambil aset yang memiliki resiko tinggi dengan harapan dapat memperoleh profit yang lebih tinggi (risk on), namun ketika pasar dirundung berita negatif yang menumbuhkan pesimis terhadap kondisi perekonomian, maka mereka akan memilih untuk bermain aman dengan mengambil aset yang beresiko rendah sehingga terbentuklah bias risk off
Dengan mengetahui berita apa yang dirilis dan seperti apa sentimennya akan dapat membantu kamu memperkirakan bias pasar lebih awal. Namun demikian, ada baiknya jangan tergesa-gesa dalam mengambil posisi sebelum bias pasar terkonfirmasi, karena tak jarang para investor justru mengambil langkah sebaliknya dari ekspektasi umum gara-gara pertimbangan lain yang dapat mempengaruhi pasar.
Perhatikan Money Management
Dalam situasi trading apapun, money management harus tetap jalan. Mengapa? karena trading adalah aktivitas yang berhadapan langsung dengan pasar sehingga harga dapat berubah sewaktu-waktu. Maka, sangat diperlukan tata kelola dana yang bagus agar kerugian dapat dimini